koncomade.com - Potensi pertumbuhan harga wajar saham BBTN dan kinerja keuangan dari perusahaan PT Bank Tabungan Negara semakin terbuka lebar. Dalam jangka panjang, potensi tersebut sangat menarik untuk diikuti oleh investor.
Hal tersebut didukung oleh sejumlah faktor, diantaranya yaitu masuknya dana segar dari penerbitan saham baru, adanya inovasi produk bermargin tinggi, hingga strategi pendanaan dengan memperbesar posisi dana murah.
Tidak hanya itu, peningkatan kinerja keuangan juga didukung inisiatif bisnis dengan penguatan kredit kepemilikan rumah ke segmen non subsidi, yaitu KPR BTN rent to own. Kemudian perusahaan juga meluncurkan aplikasi.
Untuk memperkuat ekosistem perumahan demi mencari target menjadi digital mortgage bank terbesar di Indonesia, PT Bank Tabungan Negara mencoba meluncurkan aplikasi untuk mencapai tujuan tersebut.
Adanya potensi positif dari perkembangan perusahaan karena berbagai faktor pendukung membuat banyak analis bergerak. Salah satunya yaitu BRI Danareksa Sekuritas yang merekomendasikan pembelian saham BBTN.
Harga Wajar Saham BBTN yang Direkomendasikan Analis
BRI Danareksa Sekuritas merupakan salah satu perusahaan efek terlama yang terafiliasi dengan Pemerintah. Perusahaan efek ini memberikan rekomendasi untuk membeli saham BBTN dengan target harga Rp2.500.
Perusahaan efek lainnya yaitu RHB Sekuritas Indonesia juga merekomendasikan pembelian saham BBTN dengan target harga Rp2.450. Untuk saat ini harga wajar saham BBTN berada pada angka 1.535 IDR -10,00 (0,65%).
Namun, melalui analisis yang dilakukan, BRI Danareksa Sekuritas menyatakan bahwa inisiatif bisnis BTN mampu menciptakan ekosistem perumahan dan bisa berdampak positif bagi peningkatan total kredit.
Baca juga: Harga Wajar Saham EMTK dan Prospeknya di Masa Depan
Tidak hanya itu, inisiatif bisnis tersebut juga mempermudah perusahaan untuk mendapatkan sumber dana murah. Hal tersebut tentu merupakan kabar baik bagi para investor untuk segera menanamkan modal mereka.
Inisiatif bisnis yang baik sebagai penguatan pasar non subsidi akan menarik minat kalangan milenial, sehingga akan berimbas positif terhadap kinerja keuangan perseroan dan harga wajar saham BBTN.
Program rent to own sebagai inisiatif bisnis tersebut agresif menyasar segmen pekerja informal. Dengan inisiatif tersebut, pertumbuhan kredit hipotetik non subsidi BTN berpotensi melesat mencapai 10,4% di tahun 2023.
Penguatan ini dapat mendongkrak kinerja keuangan, apalagi didukung dengan margin keuntungan non subsidi lebih tinggi dibandingkan yield kredit perumahan subsidi. Hal tersebut tentunya berdampak baik pada harga wajar saham BBTN.